Pondasi rumah sangat penting karena menjadi penopang utama seluruh struktur bangunan. Tanpa pondasi yang kuat, rumah bisa mengalami keretakan, miring, bahkan roboh, terutama saat terjadi gempa atau kondisi tanah bergeser.

Apa itu pondasi rumah?

Pondasi rumah adalah bagian struktur bangunan yang berada di bagian paling bawah dan berfungsi untuk menyalurkan beban bangunan ke tanah secara merata, agar bangunan tetap stabil, kokoh, dan tidak mudah retak atau roboh.

Pondasi rumah memiliki fungsi menyalurkan beban ke tanah secara aman, mencegah pergeseran atau penurunan tanah yang bisa menyebabkan keretakan serta menstabilkan bangunan, terutama saat terjadi gempa atau getaran.

Ada beberapa jenis pondasi yang umum digunakan, seperti pondasi dangkal yang biasanya dipakai untuk bangunan 1 lantai atau tanah keras. Contoh adalah pondasi batu kali.

Pondasi dalam ntuk bangunan tinggi atau tanah labil. Contoh: tiang pancang, bor pile. Selanjutnya ada pondasi Cakar Ayam dengan tapak beton dan tulangan baja, cocok untuk 2 lantai atau lebih.

Jika kamu berencana membuat pondasi rumah, di bawah ini beberapa langkah yang perlu kamu perhatikan sebagai bahan perimbangan.

Langkah-langkah membuat pondasi rumah

1. Persiapan

Lakukan pengukuran dan penandaan lahan (bisa pakai waterpass atau theodolite untuk akurasi). Bersihkan lokasi dari semak dan benda yang mengganggu. Tentukan titik-titik pondasi sesuai denah.

2. Galian pondasi

Gali tanah sesuai ukuran dan kedalaman pondasi (umumnya 60–80 cm untuk pondasi dangkal). Pastikan galian lurus dan sesuai dimensi.

3. Pasang lantai kerja (opsional tapi disarankan)

Tuang lapisan tipis beton (±5 cm) di dasar galian agar pondasi tidak langsung kontak tanah.

4. Pemasangan Pondasi

a. Jika pakai batu kali:

Susun batu kali dengan adukan semen-pasir (1:5).

Buat trap (melebar ke bawah), biasanya 60 cm dasar – 30 cm atas.

b. Jika pakai pondasi cakar ayam/ tapak beton bertulang:

Pasang besi tulangan sesuai desain struktur.

Tuang beton campuran 1:2:3 (semen:pasir:kerikil).

Gunakan bekisting agar beton rapi.

5. Pemasangan sloof

Setelah pondasi kering dan kokoh, pasang sloof (balok beton horizontal) di atas pondasi. Sloof berfungsi untuk mengikat pondasi dan dinding, biasanya ukuran 15×20 cm.

6. Perawatan beton

Siram beton secara berkala agar tidak retak (curing), minimal 7 hari.

Tips membuat pondasi rumah

Setelah mengetahui cara membuatnya, kamu juga perlu mengetahui beberapa tips yang membuat pondasi rumah. Dikutip dari laman 99.co berikut ini tipsnya.

1. Bangun pondasi di tanah yang keras

Agar rumah nantinya stabil dan tahan goncangan, pondasi harus dibuat di atas tanah yang keras dan kokoh karena berfungsi sebagai dasar yang mengalirkan beban bangunan ke tanah sekitarnya.

Dengan kata lain, jika tanah tempat rumah dibangun tidak stabil dan kuat, maka pondasi rumahnya pun tidak akan kuat.  Jika tanah tidak cukup keras, maka perkuat lapisan tanahnya terlebih dahulu.

Setelah tanah untuk konstruksi digali, biarkan dahulu tanah selama beberapa hari dan sirami serta padatkan secara manual agar tanah semakin stabil.

Jika cara membuat pondasi rumah ini kurang, tambahkanlah lapisan pasir batu di dasar pondasi lalu padatkan dengan mesin stamper.

2. Tanam pondasi di kedalaman yang cukup

Umumnya, pondasi rumah tahan gempa menggunakan jenis pondasi batu kali menerus yang dapat menghubungkan pondasi dengan sloof.

Agar semakin kokoh dan kuat, tanam pondasi batu kali minimal 45 cm di bawah permukaan tanah jika Anda ingin membangun rumah 1 lantai. Sedangkan untuk pondasi rumah 2 lantai, minimal kedalamannya adalah 60 cm agar lebih kuat.

Agar pondasi tahan gempa semakin kuat, Anda bisa menambahkan pondasi telapak atau pondasi sumuran pada beberapa lokasi tertentu.

3. Bangun pondasi rumah secara kontinyu

Salah satu cara membuat pondasi rumah tahan gempa adalah harus menerus alias tidak boleh terputus.  Semua harus dipersiapkan dengan matang jika Anda hendak membangun rumah tahan gempa

Dengan begitu, biaya tidak akan jadi alasan untuk mengurangi material pondasi hingga tidak bisa membuat pondasi menerus.

Jika sampai dikurangi dan pondasi rumah bukan pondasi menerus, daya tahan rumah terhadap gempa akan sangat diragukan.  Dari mulai tembok retak sampah bangunan yang roboh.

4. Gunakan balok pengikat pondasi rumah

Setelah pondasi batu selesai dibuat, cara membuat pondasi rumah berikutnya adalah membuat sloof atau balok pengikat dari bahan beton.  Fungsi sloof ini adalah untuk mengalirkan beban bangunan ke pondasi secara merata.

Tak hanya digunakan pada pondasi menerus, sloof juga digunakan pada pondasi jenis setempat.  Dalam pondasi batu kali, sloof harus tetap dibuat kokoh dengan cara mengikat badan sloof dengan angker sepanjang setengah meter.

Balok pengikat pondasi atau sloof ini akan semakin membuat pondasi batu kali kuat dan menjadi pondasi tahan gempa yang sangat kokoh dan bagus.

5. Ikat pondasi, sloof, dan kolom jadi satu

Tahap terakhir dalam cara membuat pondasi rumah tahan gempa adalah mengikat pondasi, sloof, dan kolom menjadi satu kesatuan.

Anda harus pastikan semua bagian tadi terikat dengan kuat serta terintegrasi dengan baik, terutama pada bagian pembesiannya.

Jika semua terintegrasi dengan baik, guncangan dari gempa akan tersalurkan ke seluruh bagian pondasi dan bangunan secara keseluruhan secara merata.

Jika guncangan tersalur secara merata, tidak akan ada bagian rumah yang terkena dampak paling parah sehingga akhirnya retak dan runtuh.

Pondasi rumah tahan gempa ini dapat menyelamatkan banyak harta benda juga tentu saja jiwa penghuninya.