VIVA – Dalam upaya pemerataan akses listrik khususnya ke wilayah-wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal atau 3T, Kementerian ESDM berupaya meningkatkan keandalan sistem ketenagalistrikan dengan memanfaatkan potensi energi setempat.Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana melaporkan, hingga semester I-2020 knowledge pihaknya mencatat bahwa rasio elektrifikasi nasional sudah mencapai 99,48 persen. Angka itu naik tipis dibanding April 2020 yang mencapai 98,93 persen. Dia mengaku pesimis bisa mencapai 100 persen pada tahun ini.”Kita belum bisa mencapai 100 persen, jadi baru mencapai 99,48 persen,” kata Rida dalam telekonferensi, Kamis, 30 Juli 2020.

Baca juga: Kementerian ESDM Targetkan Rasio Elektrifikasi 100 Persen pada 2020Kementerian ESDM telah bekerja sama dengan berbagai pihak, dan akan terus menggenjot upaya tersebut. Hal itu demi menggenjot rasio elektrifikasi nasional yang realisasinya sempat tertunda akibat merebaknya pandemi COVID-19.Sehingga wilayah-wilayah yang semestinya sudah bisa teraliri listrik di tengah tahun pertama 2020 ini, terpaksa harus tertunda akibat pandemi COVID-19 ini.

Rida pun mengungkapkan alasannya pesimis bisa mencapai goal rasio elektrifikasi pada tahun ini. “Kita petakan bahwa hal itu memerlukan upaya lebih keras. Karena COVID-19 ini telah membuat 443 desa yang seharusnya sudah dilistriki tahun ini, harus menundanya di tahun 2021 besok. Karena hal itulah rasio elektrifikasi nasional di tahun ini, sepertinya tidak akan mencapai 100 persen,” ujarnya.Diketahui, saat ini pembangkit listrik yang terpasang sudah hampir mencapai 71 megawatt (MW). Sedangkan, jaringan transmisi baru tercapai 950,85 kms, atau baru 21,three persen dari goal. Hal itu belum termasuk gardu induk yang baru tercapai 2.890 mva, atau sekitar 20,three persen saja.