RumahCom – Di tengah pandemi Covid-19, properti kawasan industri menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan. Dengan kondisi kekurangan pasok, kawasan industri di Indonesia dikhawatirkan tak mampu membendung permintaan.
Sementara, konsultan properti Cushman & Wakefield Indonesia mencatat bahwa permintaan lahan di kawasan industri selama kuartal I/2020 telah mencapai 54.three hektare.
Director and Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo dalam laporannya menyatakan bahwa penyerapan terjadi di koridor timur dan barat Jakarta. Bekasi tercatat 33,five hektare dan Serang 20.eight hektare. Dan sebagian besar permintaan ini telah terjadi sebelum adanya Covid-19 di Jakarta.
“Adapun penyerapan kuartal ini beberapa berasal dari pemodal lokal di bidang otomotif, kimia, dan industri manufaktur,” ujar Arief.
Ia mengatakan bahwa permintaan ini turun 51,nine persen secara kuartal dan 45,nine persen dibandingkan dengan jangka waktu yang sama tahun lalu. Hal ini menyiratkan bahwa wabah Covid-19 juga berimbas pada penjualan lahan industri.
Arief mengatakan bahwa beberapa besar pemodal khususnya pemodal asing, yang mulanya sudah merencanakan ekspansi cenderung menunda transaksi sebab adanya pembatasan di negaranya akibat virus corona.
Sementara itu, konsultan properti JLL Indonesia mencatat bahwa sampai saat ini, pasokan properti industri di Indonesia masih dalam situasi undersupply atau kekurangan pasokan. Keperluan ruang di wilayah industri diharapkan dapat membuka peluang bagi pengembang supaya dapat menampung permintaan ke depan.
“Pengembang harus memanfaatkan situasi saat ini untuk memenuhi keperluan para pelaku industri yang butuh tambahan ruang untuk logistik dan pergudangan,” terang James Taylor, Head of Analysis JLL Indonesia lewat laporan tertulis.
JLL mencatat dalam beberapa minggu belakangan ini, pelaku industri barang konsumen dan 3rd birthday celebration logistic (3PL) banyak yang mencari penyewa properti pergudangan sebagai daerah penyimpanan dan distribusi, khususnya untuk produk kesehatan, makanan, dan minuman.
Tidak hanya itu, lonjakan permintaan juga diperkirakan terjadi dari para perusahaan e-commerce. Pasalnya, permintaan di platform dagang on-line sekarang makin tinggi demi menghindari kontak atau kunjungan ke toko-toko.
Hal yang sama pun disampaikan oleh Presiden FIABCI Asia Pasifik, Soelaeman Soemawinata yang menyatakan bahwa properti pergudangan diprediksi akan menjadi subsektor yang akan menjulang di masa akan datang.
Menurutnya, pergudangan makin menarik lantaran dapat memudahkan proses distribusi. Seandainya perusahaan e-commerce mempunyai gudang, mereka dapat mengirimkan barang ke konsumen tanpa perlu menggunakan perantara distributor. “Dengan demikian, kemungkinan akan ada era baru di bidang industri, sistem jaringan dari logistik langsung ke end user,” sebutnya.
Dengan melihat kondisi saat ini, industrialis harap pandemi corona dapat cepat berlalu pada semester kedua tahun 2020 yang diikuti oleh pemulihan pasar.
Pada kuartal I/2020, Cushman mencatat bahwa harga lahan industri rata-rata menempuh Rp 2.649.000 according to meter persegi atau lebih tinggi three.88 persen secara kuartal atau three.19 persen dibandingkan jangka waktu yang sama pada tahun lalu. Adapun peningkatan harga ini disebabkan oleh nilai tukar dolar Amerika Serikat yang menguat terhadap rupiah. Tidak hanya itu, kelangkaan lahan yang tersisa di kawasan Jabodetabek juga memainkan peran penting dari kenaikan harga.
Situasi ini, menurutnya, sudah memaksa beberapa besar industrialis mempertahankan harga yang ada untuk menjaga hubungan bisnis. Para pelaku industri juga harus menjalin komunikasi lewat sarana virtual sebagai upaya untuk mendekati klien yang prospektif.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah.